28 Februari s.d. 2 Maret 2008, saya bersama tim dari MOONPALA SMAN 1 Cisauk dan Jurnalistik UNPAD Bandung mengadakan pendakian Gunung Sumbing. Pendakian yang direncanakan pada Agustus 2008 lalu baru terealisasi kemarin. Pada pendakian Agustus 2008, merupakan pendakian Triple-S (Slamet, Sindoro, dan Sumbing). Dikarenakan keadaan fisik dan bentrok dengan bulan suci ramadhan kemarin akhirnya pendakian hanya bisa dilaksanakan hanya dua gunung, Gunung Slamet (TIM A) dan Sindoro (TIM B), itu pun seharusnya TIM A bergabung dengan tim B, karena ada molor jadwal TIM A tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Gunung Sindoro.
rangkaian perjalanan akhirnya dilanjutkan pada tanggal 28 Februari s.d. 2 Maret 2008 kemarin. TIM berasal dari MOONPALA SMAN 1 Cisauk dan Jurnalistik UNPAD. TIM MOONPALA berasal dari Tangerang, Purwokerto, Bandung dan Yogyakarta. sementara TIM Jurnalistik UNPAD berasal dari Bandung. Semua awak TIM berkumpul di Garung, Desa Reco Wonosobo. Kaki Gn. Sumbing, tepatnya di warung Gani.
Selanjutnya tim melakukan registrasi di pos pendakian Gunung Sumbing. Tiket pendakian hanya Rp 3.500,-per orang. Banyak peraturan yang harus dipatuhi oleh para pendaki, misalnya dilarang mengeluh, dilarang buang air besar dan kecil pada tempat-tempat tertentu, dilarang melakukan tindakan asusila, dan banyak lagi.
Jalur pendakian Gunung Sumbing melalui pos garung terdapat 2 jalur, jalur lama dan jalur baru. Pada pendakian kali ini, TIM melalui jalur baru. Dari Pos registrasi didominasi jalur aspal dan conblok sampai di hutan bambu. Sesampainya dihutan bambu cuaca mulai hujan, dan jalur mulai menanjak serta didominasi jalur tanah. Hamparan ladang sayuran yang dikelola warga menjadi pemandangan yang sangat indah. Dikarenakan, pengelolaan dan tata penempatan ladang yang rapi. Sampai Pos Bozz Weizen tetap didominasi tanaman sayuran. Tetapi, kelelahan menyusuri landang terbayar akan keindahan Gunung Sindoro yang terlihat eksotis. dari pos tersebut dilanjutkan perjalanan menuju Pos II, di sepanjang pos I dan II terdapat aliran air yang cukup untuk menyegarkan dahaga. tetapi di pos II, tidak adanya sumber air yang dapat ditempuh.
sesampainya di pos II, tim membuka tenda dan beristirahat guna mempersiapkan perjalanan berikutnya. keadaan di pos II, terdapat saung atau pondok terbuat dari seng yang berguna untuk berlindung dan mendirikan tenda, kira-kira cukup untuk 3 – 5 tenda. Sebenarnya di Pos II terdapat sumber air, tetapi medan yang ditempuh cukup terjal, sehingga tim tidak dapat mengambil air.
Keesokan harinya, tim melanjutkan perjalanan menuju pos Pasar Setan (Petstan). keadaan jalurnya menanjak dan terjal. Jalur sempit, kanan dan kiri jurang. tetapi bedanya dengan gunung-gunung lain, di gunung Sumbing tidak adanya hutan dengan pepohonan yang tinggi. sepanjang pos II sampai Pos Pasar Setan banyak ditumbuhi dengan rumput-rumput dan pohon edelweys. Sesampainya di Pos Pasar Setan, badai angin mulai datang dan kabut sedikit menutupi, disarankan untuk memakai sunblock untuk mendaki gunung sumbing, karena selain badai yang datang, panas matahari pun menyengat. tim beristirahat di pos pasar setan, dan ada pula yang mendahului menuju pos Pasar Watu.
perjalanan dilanjutkan kembali dari Pasar Setan menuju Pasar Watu. keadaan jalur terjal, dan berbatu. sesampainya di pos Pasar Watu, keindahan puncak Sindoro tidak dapat hilang dari pandangan. Tetapi, Badai kabut dan angin menghadang perjalanan tim. perjalanan dilanjutnkan menuju Watu Kotak. Perjalanan yang melingkar (mengitari sisi) dari Tebing. Jalur dari Pasar Watu menuju Watu Kotak banyak terdapat Bonus atau jalan datar, tetapi perlu hati-hati dalam jalur ini, jan yang sempit dan samping kiri jurang, dan diharuskan untuk sedikit memanjat tebing, memerlukan kehatian yang ekstra, karena juga Cuaca gerimis.
sesampainya di Watu Kotak, Badai Angin, Hujan dan Kabut menghadang. Tetapi ambisi Tim untuk melanjutkan perjalanan sangatlah kuat. Dengan menaruh Perlengkapan di Bawah Watu Kotak tim menuju puncak dengan berbekal perlengkapan seadanya dan jas hujan. perjalanan menuju puncak sangatlah terljal. tim terbagi dua antara Tim Jurnalistik dan MOONPALA. perjalanan menuju puncak cukup lama sekitar 2.5 jam dari Watu Kotak. akhirnya tim sampai di Puncak bayang dengan ketinggian 3100 mdpl. Tim tidak melanjutkan perjalanan, dikarenakan Badai Hujan Angin dan Kabut datang dengan Dahsyat. salah satu dari Tim hampir terbang karena hantaman angin. Ternyata untuk mencapai puncak, dari puncak bayang masi menempuh 1 jam perjalanan, dan tim tidak melanjutkan, dengan melihat fisik dan waktu pada saat di puncak banyang pukul 15.00. akhirnya tim melakukan upacara di puncak banyang, lalu berfoto, makan, minum dan bergegas untuk turun kembali. dari puncak bayang sampai Watu Kotak, Tim terus dihantam oleh Badai.
perjalanan pulang dari Watu Kotak menuju Pasar Watu hanya didominasi Badai Kabut saja, keadaan mulai malam dan cuaca masih saja tidak bersahabat. Tim MOONPALA tiba di Pasar Setan pukul 18.00 dan Tim Jurnalistik pastinya sudah lebih dahulu. Tim MOONPALA menggunakan senter seadanya menuruni terjalan menuju Pos II. akhirnya pukul 19.00 Tim tiba dari Pos Pasar Setan ke Pos II. Tim beristirahat dan bergabung kembali bersama Tim Jurnalistik UNPAD. Tim memutuskan untuk membuka tenda kembali, dikarenakan fisik dari anggota Tim yang kurang baik.
Keesokan harinya, tim pulang menuju Pos Garung dan menuju rumah masing-masing. terima kasih..